Archive for September 2014
Ku terbangun dari mimpiku
Di tengah kegundahan malam yang mengusikku
Semburat mendung menerpa langit hatiku
Rintik hujan seakan mewakili perasaanku
Aku termangu di sudut ruang kamarku
Menatap kosong keadaan yang tak tentu
Beribu-ribu pertanyaan menghantam pikiranku
Ya Allah..
Sudahkah aku tunduk padaMu?
Sudahkah aku menjauhi segala perintahMu?
Waktu yang berlalu
Sudahkah kuhabiskan untuk mengejar ridlaMu?
Segera kubasuh wajahku
Dengan sejuknya air wudlu
Tentramkan hati
Sejukkan jiwa
Kuhanya bisa bersimpuh, bersujud dan berdo'a
Memohon ampun kepada Sang Pengampun Dosa
Mendekatkan diri kepadaNya
Ditengah kegundahan malam yang menerpa
A.M.N.L
Di tengah kegundahan malam yang mengusikku
Semburat mendung menerpa langit hatiku
Rintik hujan seakan mewakili perasaanku
Aku termangu di sudut ruang kamarku
Menatap kosong keadaan yang tak tentu
Beribu-ribu pertanyaan menghantam pikiranku
Ya Allah..
Sudahkah aku tunduk padaMu?
Sudahkah aku menjauhi segala perintahMu?
Waktu yang berlalu
Sudahkah kuhabiskan untuk mengejar ridlaMu?
Segera kubasuh wajahku
Dengan sejuknya air wudlu
Tentramkan hati
Sejukkan jiwa
Kuhanya bisa bersimpuh, bersujud dan berdo'a
Memohon ampun kepada Sang Pengampun Dosa
Mendekatkan diri kepadaNya
Ditengah kegundahan malam yang menerpa
A.M.N.L
Rintihan Malam (PUISI)
Ingin mengucap namun bibir membisu
Ingin menangis namun air mata telah surut
Hanyalah senyum simpul
Yang bisa kurajut
Jangan teteskan air mata
Torehkan senyum bahagia
Jangan tinggalkan iba
Dalam hati kami yang gundah
Bagai bunga mekar
Di padang tandus nan gersang
Sebuah harapan besar
Di tengah kerinduan mengekang
Kerinduan kalian kini terbayar
Kerinduan akan tanah suci
Tuk beribadah kepada-Nya
Mendekatkan diri pada Illahi
Isi hati kalian dengan bahagia
Sebagai insan terpilih
Semoga cahaya surga dapat diraih
Senandung do'aku
Takkan pernah putus
Untuk kalian disana
Semoga kita jadi insan lebih baik
Ingin menangis namun air mata telah surut
Hanyalah senyum simpul
Yang bisa kurajut
Jangan teteskan air mata
Torehkan senyum bahagia
Jangan tinggalkan iba
Dalam hati kami yang gundah
Bagai bunga mekar
Di padang tandus nan gersang
Sebuah harapan besar
Di tengah kerinduan mengekang
Kerinduan kalian kini terbayar
Kerinduan akan tanah suci
Tuk beribadah kepada-Nya
Mendekatkan diri pada Illahi
Isi hati kalian dengan bahagia
Sebagai insan terpilih
Semoga cahaya surga dapat diraih
Senandung do'aku
Takkan pernah putus
Untuk kalian disana
Semoga kita jadi insan lebih baik
Untuk Kalian :) (PUISI)
Usia 4 bulan aku diasuh oleh pasangan kakek dan nenek purnawirawan polri. Aku dibesarkan dengan rasa sayang dan penuh perhatian. 22 tahun telah berlalu. Namun aku masih ingat ketika kakek memandikanku, mengajakku belajar sepeda roda tiga, membelikan ku ice cream hingga berhutang pada penjualnya karena memilih es yang mahal, dibelikan mainan dan ketika sekolah terkadang aku diantar, lebih seringnya dijemput. Diberi uang jajan lagi. Aku termanjakan oleh kakekku sama halnya kasih sayang yang lebih dari orang tuaku karena aku anak pertama. Kakekku lebih memanjakanku. Membelikan makanan kesukaanku, mengajariku banyak hal.. seakan waktunya hanya untukku.