Archive for 2019

Memang, manusia tak pernah merasa cukup akan segala nikmat yang telah Allah berikan. Entah akan sebanyak apa keluh kesah terus muncul dalam setiap langkah kaki kita. Tugas banyak? Ngeluh, pengen cepet-cepet semester akhir dan lanjut skripsi. Judul proposal skripsi nggak di acc? Ngeluh, pengen cepet dapet dosbing.  Dapet dosbing killer? Ngeluh, pengen cepet sidang. Dapet revisi setelah sidang? Ngeluh, pengen cepet wisuda. Belum dapet kerja setelah wisuda? Ngeluh, pengen dapet kerja. Tugas di tempat kerja menumpuk? Ngeluh juga, pengen cepet nikah biar bisa ada tempat sandaran. And Never ending. . .  Endless. . Mengeluh tiada akhir. . terus seperti itu. .
Terus gimana caranya supaya nggak ngeluh? Gampang sih, sabar aja.   Diem, dipendem dalam hati.
Nanti stress dong? Ya nggak gitu juga . . Jangan cuma dipendem terus kabur dari masalah dong. Hadapin tuh masalah tanpa mengeluh. Coba deh setiap mau ngeluh, kita inget" hal positif apa yg kita dapet setelah nyelesai-in apa yg ada di depan kita. Lalu jangan lupa doa sama Allah supaya diberi kemudahan.
Btw, sebenernya, post ini mau aku jadiin tempat ngeluh karna galau mendekati hari H wisuda dan belum dapat kerjaan. Tapi karna tiba-tiba inget ngga boleh ngeluh lagi, akhirnya malah jadilah post amburadul kayak gini xD sankyu sudah mau membaca celotehan tak berfaedahku ini ^=^
Ingat untuk selalu bersyukur dan jangan mengeluh ya ! Apapun yang sedang kamu perjuangkan, tetap semangat dan pantang menyerah! Yakinlah Allah akan memberikan yang terbaik untukmu :)

4 Oktober 2019
Aulia Maya Nur Lita

Ngeluh ~~

Posted by : Alya Starleta
Friday 4 October 2019
0 Comments

Selamat tinggal,Sahabatku

Ingin mengucap namun bibir membisu
Ingin menangis namun air mata telah surut
Diriku hanya bisa mematung
Memutar memori indah yang telah berlalu

Tersenyum seakan menjadi hal yang semu
Ketika aku tak bisa lagi bertemu dengan mu
Ketika tak bisa lagi melihat senyummu Ketika tak bisa lagi mendengar gelak tawamu

Ketika tak bisa lagi melakukan hal konyol bersamamu

Penyesalan itu seakan menjadi sebilah pisau tajam
Yang menusuk hatiku terdalam
Mengoyak hatiku
Lalu menenggelamkanku
Ke dalam jurang penyesalan terdalam

Andai aku tahu hari itu hari terakhirmu
Sungguh aku ingin memelukmu
Sungguh aku ingin bersenda gurau denganmu
Sungguh aku ingin membuatmu tertawa
Sungguh aku ingin bersandar di pundakmu
Ingin aku menemanimu lebih lama

Namun, takdir yang telah tergaris
Tak akan pernah bisa kita tepis

Kini hanya senandung doa yang bisa kuberikan untukmu
Ijinkan aku terus mengenangmu
Karna kau adalah sahabatku
Selamat tinggal, sahabatku

Selamat Tinggal Sahabat

Posted by : Alya Starleta
Friday 27 September 2019
0 Comments
Aku tak begitu mengerti apa masalah mereka. Ingin bertanya, ingin ikut campur tapi itu bukan wilayahku. Aku merasa tak berhak untuk tahu. Karena aku bukan siapa siapa beliau. Aku hanya kebetulan hidup bersama beliau selama hampir 22 tahun. Beliau memikul semua beban itu seorang diri.

Rindu

Posted by : Alya Starleta
Monday 7 January 2019
0 Comments
Sinar baru dari timur menyeka peluh perjuangan
Menyapa mimpi calon pemimpin bangsa
Jikalau ada setitik hitam dalam jalannya..,
Bukan noktah tanpa makna…,
Lebih dari penggembleng nyata

Jikalau asa memudar.., bukan berarti sirna
Namun hanya sejenak istirahatkan rasa
Bukan egoisme, namun negosiasi dalam isme
Melepaskan dahaga idealisme

Tak ada semburat menyerah, hanya sinar kemenangan
Tertata rapi ditiap pribadi anak ibu pertiwi
Bukan simbolik kekalahan, namun bendera kemenangan
Karena tiada mimpi sia-sia, temaram dalam kelam kesunyian
Namun secercah asa kan mampu membalikan kehidupan
Merubah impian menjadi harapan
Wujudkan harapan menjadi kenyataan

R.E.N.I
19/12/2011

Sang Pejuang Ilmu

Posted by : Alya Starleta 0 Comments
Semburat kepedihan itu masih membekas diwajahmu. Sudah bertahun-tahun. tak jua hilang. Justru kerut wajahmu makin menunjukkan kepedihanmu. Sungguh aku tak ingin kau menyimpan derita itu sendirian. Ku ingin meringankan bebanmu. tapi kenapa kau tak mau membaginya denganku.
“Aku ini siapa?”
Aku tak begitu tau latar belakangmu.. namun ku merasakan kepedihan yang tak pernah mau kau ungkapkan. Ku panggil dirimu yank ti. Sebagian temanku mengira ku memanggil pacarku.. tapi, itulah panggilan kesayanganku untukmu. Nenek tua yang tinggal sebatangkara dengan rumah yang besar, harta yang banyak tapi tak ku lihat sedikit celah untuk sinar kebahagiaaan. Ku hannya melihat butir-butir Kristal yang meleleh diantara kedua kelopak mata mu.
Aku bukan anakmu, bukan cucumu, bukan pula sanak saudaramu. Namun aku bisa merasakan kesepian dan kedukaan yang terpancar dari matamu. Aku bisa mengerti mengapa kau begitu ingin menyimpan kedukaan itu sendiri..hanya takut “dikasihani” terlalu gengsi untuk ucapkan kata “ma’af” hingga sang anakpun tak mau lagi mengunjungimu meski hanya sekedar menayakan kesehatanmu,atau bahkan kebutuhanmu.
Garis kepedihan itu telah menggurat duka yang amt dalam. Airmatakupun ikut berlinang.. meski kau mencoba menceritakan cerita lucu. Namun kurasa begitu menyedihkan.

R.E.N.I
18/12/2011

Sang Nenek

Posted by : Alya Starleta 0 Comments

- Copyright © Hikaru's Blog - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -