Archive for January 2019

Aku tak begitu mengerti apa masalah mereka. Ingin bertanya, ingin ikut campur tapi itu bukan wilayahku. Aku merasa tak berhak untuk tahu. Karena aku bukan siapa siapa beliau. Aku hanya kebetulan hidup bersama beliau selama hampir 22 tahun. Beliau memikul semua beban itu seorang diri.

Rindu

Posted by : Alya Starleta
Monday, 7 January 2019
0 Comments
Sinar baru dari timur menyeka peluh perjuangan
Menyapa mimpi calon pemimpin bangsa
Jikalau ada setitik hitam dalam jalannya..,
Bukan noktah tanpa makna…,
Lebih dari penggembleng nyata

Jikalau asa memudar.., bukan berarti sirna
Namun hanya sejenak istirahatkan rasa
Bukan egoisme, namun negosiasi dalam isme
Melepaskan dahaga idealisme

Tak ada semburat menyerah, hanya sinar kemenangan
Tertata rapi ditiap pribadi anak ibu pertiwi
Bukan simbolik kekalahan, namun bendera kemenangan
Karena tiada mimpi sia-sia, temaram dalam kelam kesunyian
Namun secercah asa kan mampu membalikan kehidupan
Merubah impian menjadi harapan
Wujudkan harapan menjadi kenyataan

R.E.N.I
19/12/2011

Sang Pejuang Ilmu

Posted by : Alya Starleta 0 Comments
Semburat kepedihan itu masih membekas diwajahmu. Sudah bertahun-tahun. tak jua hilang. Justru kerut wajahmu makin menunjukkan kepedihanmu. Sungguh aku tak ingin kau menyimpan derita itu sendirian. Ku ingin meringankan bebanmu. tapi kenapa kau tak mau membaginya denganku.
“Aku ini siapa?”
Aku tak begitu tau latar belakangmu.. namun ku merasakan kepedihan yang tak pernah mau kau ungkapkan. Ku panggil dirimu yank ti. Sebagian temanku mengira ku memanggil pacarku.. tapi, itulah panggilan kesayanganku untukmu. Nenek tua yang tinggal sebatangkara dengan rumah yang besar, harta yang banyak tapi tak ku lihat sedikit celah untuk sinar kebahagiaaan. Ku hannya melihat butir-butir Kristal yang meleleh diantara kedua kelopak mata mu.
Aku bukan anakmu, bukan cucumu, bukan pula sanak saudaramu. Namun aku bisa merasakan kesepian dan kedukaan yang terpancar dari matamu. Aku bisa mengerti mengapa kau begitu ingin menyimpan kedukaan itu sendiri..hanya takut “dikasihani” terlalu gengsi untuk ucapkan kata “ma’af” hingga sang anakpun tak mau lagi mengunjungimu meski hanya sekedar menayakan kesehatanmu,atau bahkan kebutuhanmu.
Garis kepedihan itu telah menggurat duka yang amt dalam. Airmatakupun ikut berlinang.. meski kau mencoba menceritakan cerita lucu. Namun kurasa begitu menyedihkan.

R.E.N.I
18/12/2011

Sang Nenek

Posted by : Alya Starleta 0 Comments

- Copyright © Hikaru's Blog - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -