Posted by : Alya Starleta
Saturday, 2 February 2013
Aku sangat sayang ibuku. Pemilikku maya, memberi nama pussy padanya. Aku tidak mempunyai saudara.
Saudaraku meninggal 5 hari setelah dilahirkan. Aku tidak ingat kapan itu,
karena saat itu aku masih kecil.. sangat kecil. Waktu itu, membuka mata saja belum
bisa.
Ibuku adalah ibu kucing terbaik di dunia. Waktu aku berumur
2-4 bulan, ibuku sering mencarikanku makanan berupa burung. Ternyata burung itu
sangat enak! Aku lalu bertanya pada ibuku “ibu, kenapa ibu mesti mencarikanku makanan? Bukankah Maya sudah menyiapkan
makanan yang lebih baik untuk kita?“ dan ibuku menjawab dengan bjaksana.” Kita
tidak boleh terus menerus memakan makanan yang diberikan oleh keluarga Maya..
karena itu dapat membuat kita jadi manja. Janggan suka mengandalkan orang lain tanpa usaha, bukankah mengandalkan kekuatan diri sendiri itu lebih baik? Sebab suatu saat mungkin tidak ada lagi orang yang bisa diandalkan. Kau sudah besar nak.. kau pasti paham…bukankah makan dengan
hasil tangkapan kita sendiri itu lebih baik dan menyenangkan? “
Sejak saat itu aku jadi senang berburu. Entah itu tikus,
cecak, tokek atau kecoak. Aku sangat senang berburu. Hingga aku berumur 8 bulan,
ibuku melahirkan 4 ekor kucing. Anak pertama bernama pusy sama dengan ibuku, yang
kedua Belang, yang ketiga Manis dan yang terakhir Usrog. Namanya aneh. Usrog
mirip sekali denganku mungkin itu yang membuat Maya memberi nama Usrog pada
adikku itu.
Membangunkan Maya adalah rutinitasku setiap pagi. Aku
sangat menyayangi Maya. Dia majikan yang baik, setiap hari aku diberi makan 3
kali sehari. Biasanya aku diberi nasi bandeng (nasi dicampur dengan bandeng).
Kadang aku juga diberi ikan tuna olehnya. Seminggu sekali, Maya selalu
memandikanku. Akusangat menyayanginya. Dia termasuk urutan kedua di daftar
seseorang yang paling aku sayangi setelah ibuku.
Namun, semenjak adikku lahir perhatian Maya padaku jadi
berkurang. Semua perhatiannya hanya tercurahkan kepada adik-adikku… aku sedih.
Hingga pada suatu hari, aku sedang berjalan-jalan di rumah
tetangga. Tiba-tiba aku terperosok di dalam
sumur. Aku sangat takut. Untung aku berhasil masuk ke lubang kecil yang berada
di dinding sumur. Lubang itu sangat
kecil. Tapi tak apalah.. cukup untukku. Aku sangat takut. Aku keluarkan
suara meonganku agar ada orang lain yang mendengar suaraku… aku terus berharap…
Berharap… dan berharap… badanku sakit… aku
lapar… aku haus… tapi apa yang harus kulakukan? Aku tak bisa berbuat apa-apa… Sudah
5 hari aku di dalam sumur… apa keluarga Maya mencariku? Atau mereka sudah tak
peduli lagi padaku? Aku tak tahu. Aku
melihat sekelilingku. Hanya ada lumut di sana… aku pun berpikir… kenapa aku
tak makan lumut saja? Tak begitu buruk…. Aku harus bertahan hdup… hanya itu yang
bisa kulakukan…aku pun memakan lumut tersebut. Aku sudah makan.. tapi aku haus.. aku
harus bagaimana? Aku berharap hujan turun.. agar aku bisa minum dengannya..
ajaib!!! Tak lama kemudian hujan turun… aku sangat senang.
Aku menunggu dan menunggu. Namun, aku tak mendengar suara Maya di sekitar sumur… aku sangat sedih. Apa ini akhir hayatku? Sudah 8 hari aku
di dalam sumur…dan aku sangat sengsara karenanya…malam kian larut. Aku
kedinginan. Aku pusing… sepertinya, inilah akhir hidupku…namun, tiba-tiba aku
mendengar suara seseorang memanggilku… suara itu semakin keras dan mendekat… dan
aku sangat mengenal suara itu.. yapz,,,itu suara kakak maya, (rizka) aku sangat
senang. Aku pun mengeluarkan suaraku sebagai tanda aku ada di sini,,,, aku berharap
dia mendengarnya… karena saat itu hujan sangat lebat…
Sayup-sayup terdengar suara mbak rizka.
“mbak Astik… itu kok kayak suara unyil ya??”
Aku sangat senang… mbak rizka tahu suaraku… aku mengeong semakin
keras… sebagai tanda aku ada di sini…
“uuuunyyilllll!!!!!”Teriaknya lagi…
“meong,,,meong…”suaraku menjawabnya..
“mbak.. unyil ada di sini… di dalam
sumur..” kata mbak rizka sambil melihatk. Akhirnya mbak Rizka menemukanku.. :)
“unyil sayang… sabar ya… besok insya Allah bapak ke sini buat
ngambil kamu…. jangan takut ya unyil…“ katanya lembut
smbil menatapku dengan sayang… aku sangat bahagia…dan hatikupun menjadi tenang.